Website Suster SCMM Maria Berbelas Kasih - Provinsi Indonesia

"SEMUA KARENA CINTA" Kunci Nada Dasar dalam Hidup Berkomunitas

    

HASIL REFLEKSI PARA SUSTER DAN FRATER AKHIR RETRET TAHUNAN 

DI BINA SAMADI

Eksistensi manusia sebagai makhluk sosial "Homo Homini Socius" mensyaratkan bagi kita untuk menyadari bahwa kita manusia kodratnya adalah hidup bersama dengan orang lain, saling berelasi, berinteraksi dengan sesama dan lingkungan. Dalam hidup bersama dengan alam ciptaan, manusia merupakan makhluk yang mulia karena diberi kuasa oleh Sang Pemberi Kehidupan untuk menguasai, mengatur dan menata dunia agar layak didiami. 

Maka ketika manusia (laki-laki) itu hidup sendirian di taman Eden, Tuhan melihat bahwa "tidak baik manusia itu hidup sendirian saja, maka Ia menganugerahkan kepadanya seorang teman (perempuan) yang sepadan dengannya. Dalam peziarahan hidup, manusia (laki-laki dan perempuan) saling bekerjasama, saling mengasihi. Hidup manusia saling bergantung, saling memperhatikan, saling melengkapi/komplementer.

Dalam kebersamaan itu, kebutuhan orang lain hendaklah didahulukan daripada kepentingan diri sendiri. St. Agustinus berkata "Mendahulukan kepentingan umum (bersama) adalah ukuran dari perjalanan rohani setiap orang. Memaknai kata-kata St. Agustinus ini, bahwa kita tidak harus menjadi manusia pintar, hebat, melainkan menjadi manusia pribadi yang bermanfaat bagi orang lain.

Kita dipanggil secara khusus menjadi seorang religius, masuk dalam salah satu tarekat, hidup dalam persekutuan (hidup bersama di dalam komunitas) hendaklah berusaha memberi yang terbaik. Dalam hidup bersama di komunitas, dituntut untuk semangat, penuh cinta, rela berkorban, siap sedia untuk menerima Saudara/ri dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Kita menerima setiap pribadi dengan penuh kesabaran tanpa bersungut-sungut, tanpa saling menyalahkan (menerima apa adanya). Di komunitas, kita membangun semangat "rela berbagi dan memberi diri serta kesiapsediaan untuk berkorban. Semangat ini menjadi "Nada Dasar" dari sebuah persaudaraan.

Berusaha setia pada pilihan hidup walaupun sering kali sulit untuk dipahami dan diterima. Senantiasa berjuang untuk mengenal kehendak Tuhan dalam setiap peristiwa hidup, belajar mengenal setiap pribadi di komunitas, dan tarekat.

Tidak dapat dipungkiri bahwa tidak jarang pula kita menghadapi pribadi-pribadi sulit. Ketika menghadapi pribadi sulit, kita berusaha mendampinginya dengan sikap sabar, rendah hati dan membawanya dengan harapan semoga ia dapat berubah dan menerima maupun diterima untuk dapat berjalan bersama membangun hidup bersama di komunitas dalam persaudaraan, dan saling mengasihi.

Dengan demikian, bersama-sama bersyukur atas rahmat panggilan yang diterima setiap pribadi dan berjuang untuk setia karena Dia yang memanggil kita adalah setia.

Mengapa demikian? Karena yang kita cari dalam hidup ini adalah "Kebahagiaan".

Kebahagiaan yang sejati hanya dapat ditemukan ketika "terjadi perjumpaan dan persatuan mesra dengan Tuhan Sang Pemberi Kehidupan. Didalam kehidupan membiara, setiap pribadi diarahkan untuk membangun relasi mesra dengan Tuhan dalam doa dan menjalin relasi yang baik dengan sesama di dalam komunitas, di tempat karya, di lingkungan dimana kita berada. Hendaklah kita menyadari bahwa kita adalah figur pembawa damai, sukacita sehingga berusaha untuk membawa damai dan sukacita kepada setiap orang. Dimana ada kaum berjubah, disitu ada kegembiraan dan sukacita. Itulah panggilan kita sebagai religius yang unik, spesial dan indah.

Maka panggilan hidup membiara membutuhkan "Pengorbanan" dari setiap pribadi untuk berelasi dengan Tuhan dan selalu mengandalkan Tuhan dalam hidupnya. Ketika kita merasa lelah, merasa hidup tak berdaya lagi, panggilan terasa suram, mari dan datanglah pada Tuhan, bawalah segala kegagalan, kegelisahan, kekhawatiran, persoalan hidupmu kepada-Nya dan berkata:

Tuhan......., semakin jauh kaki melangkah, semakin banyak tantangan yang aku lewati, terkadang kakiku tersandung untuk melewatinya, yang membuat aku sulit untuk melangkah lagi. Namun aku tetap berusaha bangkit untuk berdiri dengan satu keyakinan, aku pasti bisa.

Tuhan......., terkadang hati terasa hampa dan kosong, kadang batin memberontak, galau, sepi, kadang sulit untuk mengungkapkan perasaan. Namun ditengah situasi demikian Engkau hadir untuk menguatkan, menghibur hingga sampai pada kesadaran bahwa Engkau selalu ada didalam hidupku.

CintaMu memampukanku untuk menyadari betapa indahnya cinta-Mu membuat aku bersukacita. Tuhan....cinta-Mu begitu besar dan indah bagiku tetapi kadang aku sulit merasakannya karena aku selalu sibuk dengan diriku sendiri.

Terpujilah Allah Sang Pemberi Kehidupan. Disaat aku haus Engkau menyegarkan jiwaku. Engkau menuntun jalanku dan tidak membiarkan aku berjalan sendirian karena Engkaulah Penolong dan Pengharapanku. Engkau sungguh hebat membuat hidupku istimewa. Mencintaiku, mengasihiku disepanjang jalan hidupku. Yesus, ajari aku untuk mampu mencintai dengan cinta-Mu yang dapat menggetarkan jiwa.

Terima kasih kepada Sang Cinta, karena cintalah aku terlahir, karena cinta pula aku bertumbuh. oleh cinta aku mengenal cinta yang lain. Aku mau cinta yang kumiliki boleh dirasakan oleh mereka dan akhirnya biarlah cinta menjelma menjadi sukacita tiada tara. Semua karena Cinta, Terima kasih Cinta.

Retret Tahunan di Bina Samadi

Frater dan Suster membacakan hasil refleksi kelompok

Sr. Fernanda Sinaga, SCMM 
membacakan refleksi kelompok

Fr. Agus, CMM
membacakan hasil refleksi kelompok







Share this post :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015-2020. SCMM Provinsi Indonesia - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger - Posting