Karolina Sidabutar adalah Puteri pertama dari sebelas bersaudara lahir di Tomok – Samosir, Sumatera Utara, dari pasangan keluarga Bpk Bonifasius Sidabutar dan Ibu Elisabeth Gultom, Karolina Sidabutar merupakan nama kecil dari Sr. Laurensia. Beliau pertama kali mengenal Para Suster saat berada di asrama puteri yang diasuh oleh para Suster FCJM Balige. Ketika suatu hari, Suster SCMM singgah di Balige dan bertamu di Pastoran, Karolina terpana melihat kerudung putih dengan jubah panjang sampai ke mata kaki. Seketika itu juga ketertarikan yang sangat kuat melanda hatinya, dan ini diungkapkannya kepada Pastor Paroki, yang dengan gembira langsung menyambut baik niat tersebut dan menyampaikan kepada orangtua Karolina. Walaupun Ibu tidak setuju, namun Ayahnya mendukung dengan mengatakan bahwa bila mau menjadi Suster, hendaknya itu merupakan pilihan tetap untuk seumur hidup.
Sr. Laurensia mulai menjejakkan kakinya di pintu Biara SCMM di Sibolga pada tanggal 05 Agustus 1956. Beliau bertumbuh dan berkembang menjadi seorang Suster SCMM yang setia, sederhana, rajin, cekatan, sehat dan pendoa. Beberapa tahun terakhir ini, dalam usianya yang sudah 72 tahun, dengan gembira dan bahagia beliau masih aktif mengabdikan dirinya melayani penjualan anggur misa dan buku-rohani di Kantor Keuskupan Agung Medan. “Bahagiaku menjadi abdi Tuhan, yang setia menyertai dalam suka duka langkah hidupku.” Menjadi motivasi hidupnya dalam menjalankan tugas Panggilannya. Di masa tuanya, Sr. Laurensia menghabiskan waktu dengan berdoa dan membuat Rosario. Sr Laurensia selalu berdevosi kepada Bunda Maria. Ketertarikannya dengan bunda Maria diwujudnyatakannya dalam kehidupannya setiap hari, Ia menjadi pionir Legio Maria di Sumba. Ketika merayakan pesta 65 tahun hidup membiara bersama Sr. Bernadeth Chandra dan Sr Yosefin Fau, ada sebuah kalimat yang terucap dari Sr Laurensia kepada Bunda Maria saat sedang latihan mengantar lilin pembaharuan kaul pesta 65 tahun yaitu: “Lilin yang terakhir untuk Sang Bunda.”
Pada tanggal 07 Desember 2023, Sr. Laurensia mengeluh
kepalanya pusing tetapi tetap beraktivitas seperti biasa dan masih mengikuti
Ibadat Sore bersama para Suster di Kapel. Pertengahan ibadat sore pukul 18. 30
WIB, Beliau keluar dari kapel dan ketika hendak kembali lagi ke kapel tiba –
tiba beliau terjatuh di dekat pintu Kapel. Para Suster segera menolong dan
membawanya ke RS St. Elisabeth – Medan, kondisi saat itu tekanan darahnya
tinggi dan kesadaran mulai menurun, sehingga di rawat di ICU . Pada pukul 23.30
WIB, Sr. Laurensia menerima Sakramen Pengurapan Orang Sakit dari Pastor
Ignasius Simbolon, OFMCap. Selama
2 hari
di rawat di ICU,
kondisinya semakin menurun hingga Sabtu 09 Desember 2023 Pukul 12.30 WIB dengan
tenang Beliau menghadap Sang Pencipta.
Terima
kasih Sr. Laurensia,
karena semangat doa, perjuangan, ketekunan serta kesederhanaan Suster akan
menjadi panutan bagi kami sebagai penerus SCMM.
Sr. M. Laurensia Sidabutar, SCMM meninggal dunia di Medan, pada:
Hari/Tanggal : Sabtu, 09 Desember 2023
Disemayamkan di : Novisiat SCMM Karangsari, Pematangsiantar
Misa Arwah : Minggu, 10 Desember 2023 pukul 17.00 WIB
Dimakamkan di : Pemakaman SCMM, Karangsari, Pematangsiantar
Misa Pemakaman : Senin, 11 Desember 2023, pukul 13.00 WIB
Ucapan terima kasih yang tulus kami sampaikan kepada Yang Mulia. Bapak Uskup, Pastor Paroki, Para Pastor, Suster, Frater, Bruder; para Dokter, Perawat dan Tim Medis RS. St. Elisabeth Medan. Segenap Keluarga, Saudara-Saudari dan Handai Taulan Almarhumah, serta semua saja yang telah mendoakan, memberi perhatian dan bantuan pada Suster kami tercinta, terutama selama dia sakit, ketika meninggal dunia, dan sampai pada pemakamannya. Semoga Tuhan membalas segala kebaikan Anda semua.
Keluarga Besar Alm. Sr. Laurensia Sidabutar, SCMM Upacara Penghormatan Terakhir kepada Alm. Sr. Laurensia Sidabutar, SCMM
Kata Sambutan Suster Provinsial Sr. Donata Manalu, SCMM untuk Keluarga Besar Sidabutar |
Posting Komentar