Saya bersyukur kepada Tuhan atas rahmat kehidupan dan rahmat panggilan suci atas diriku. Saya bersyukur dan berterimakasih menjadi bagian dari Suster-suster Cinta Kasih dari Maria Bunda yang Berbelaskasih “SCMM”, saya bahagia bisa menjawab panggilan-Nya dalam persaudarian SCMM. Saya berterimakasih kepada para pemimpin yang telah berinisiatif membimbing dan mengarahkan seluruh kepribadianku kepada Tuhan. Melalui pembinaan dan pendampingan mereka, saya dapat mengenal lebih dalam panggilan dan perutusan mulia dari-Nya. Melalui pembinaan dan pendampingan yang mereka berikan, saya semakin mengenal satu orang kudus yang di peringati oleh gereja universal setiap tanggal 27 September yakni St. Vinsensius.
St. Vinsensius A Paulo |
Dengan mengenal lebih dalam siapa St. Vinsensius dan apa yang telah dilakukannya membantu saya untuk menjadi sahabat dan pelayan bagi mereka yang membutuhkan terutama mereka yang miskin dan terlantar.
Mgr.
Joannes Zwijsen yang adalah
pendiri Kongregasi Suster-suster Cinta Kasih dari Maria Bunda yang Berbelaskasih “SCMM”, sangat kagum dengan apa yang dilakukan oleh St.
Vinsensius dalam hidupnya. Oleh karena itu,
Mgr.
Joannes Zwijsen menjadikan St.
Vinsensius sebagai pelindung karya kongregasi yang
didirikannya. Bagi Mgr. Joannes Zwijsen,
St. Vinsensius adalah sosok yang sangat berpengaruh dalam karya-karya cinta
kasih.
Maka, baiklah semangat St. Vinsensius menjadi bagian bagi para Suster-suster Cinta Kasih dari Maria bunda yang
Berbelaskasih “SCMM”,
dalam melayani orang miskin dan
terlantar. Mgr. Joannes Zwijsen
melihat, tergerak dan bertindak untuk mewujudkan karya belas kasih Allah bagi
dunia dalam zamannya dan dalam zaman kita saat ini.
Saya terpanggil secara khusus dalam Kongregasi Suster-suster Cinta Kasih dari Maria Bunda Berbelaskasih.
Saya terpanggil dalam Kongregasi Suster-suster Cinta Kasih dari Maria Bunda yang Berbelaskasih “SCMM”, harus
memiliki semangat dan menghidupi semangat bapak pendiri yakni: “Cinta Tanpa Pamrih”.
Mgr.
Joannes Zwijsen sangat memperhatikan
kaum miskin dan terlantar. Mgr. Joannes Zwijsen sangat peduli dengan martabat manusia. Mgr.
Joannes Zwijsen ingin memanusiakan
manusia. Mgr. Joannes Zwijsen
ingin meringankan beban mereka yang miskin dan terlanatar. Bagi, Mgr.
Joannes Zwijsen, Yesus dapat dilayaninya
secara nyata dalam diri mereka yang miskin dan terlantar. Oleh karena itu, Mgr. Joannes Zwijsen sangat mengharapkan para susternya untuk mencintai
orang-orang miskin dan terlantar dengan cinta tanpa pamrih.
Pada zaman mereka telah menghadirkan
Tuhan secara nyata. Oleh karena itu,
pada zaman ini pun para Suster-suster Cinta
Kasih
dari Maria Bunda Berbelaskasih
menghadirkan Tuhan sangatlah
mungkin
dalam berbagai aspek kehidupan. Saya percaya
bahwa Tuhan yang telah memulai semua itu dalam diri mereka dan Tuhan akan terus
menyertai kongregasi yang telah didirikan oleh Mgr. Joannes
Zwijsen. Bersama mereka sabda
Tuhan tidak pernah berubah pada masa lalu, sekarang dan selama-lamanya.
Saya tidak memiliki harta benda, misalnya uang, emas yang bisa untuk disumbangkan bagi mereka yang membutuhkan. Tetapi melalui doa, perhatian, kehadiaran bisa saya berikan bagi mereka. Apa yang telah dilakukan oleh bapak pendiri dan St. Vinsensius menjadi teladan bagi saya dalam pelayanan pada zaman ini. Saya tidak memiliki harta benda, tapi saya dianugerahkan hal-hal yang sederhana ini, misalnya bersyukur, menyapa, memberi salam, senyum kepada mereka yang saya layani dan jumpai dalam hidup sehari-hari. Saya percaya bahwa melalui hal sederhana itu, pesan Yesus bahwa Dia hadir dalam diri sesama dapat saya sapa dengan nyata. Saya ingin menghidupi jawaban Maria saat menerima kabar gembira dari malaikat Gabriel “Aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku menurut perkataanmu” (bdk Luk 1: 28). Saya percaya bahwa dengan membiarkan kehendak Tuhan terjadi dalam diri maka cinta tanpa pamrih akan semakin berkobar-kobar dalam hati dan jiwaku. (Sr. Magdalena Lature, SCMM).
Posting Komentar