Website Suster SCMM Maria Berbelas Kasih - Provinsi Indonesia

 

TANTANGAN PANGGILAN DALAM BUDAYA INSTAN

    Sekarang hidup terasa mengambang dalam dunia yang serba cepat dan instan. Hidup seolah hanya keindahan dan kemewahan belaka, tetapi kenyataannya hidup itu berat. Setiap orang haruas berusaha dan bekerja untuk hidup. Tidak ada suatu pun yang didapat tanpa pengorbanan dan usaha. Sulit terjadi jika orang hanya menginginkan hasilnya tanpa melakukan sesuatu, seseorang yang tidak bekerja janganlah makan. Kerja dan pengorbanan bukanlah soal enak atau tau tidak enak tetapi lebih pada soal hidup. Bekerja bagi kehidupan dan belajar untuk tetap setia dalam doa dan berkarya bagi kaum miskin. Tidak bisa di pungkiri Kaum Religius adalah salah satu teladan kehidupan bagi para umat saat ini, maka salah satu dasar yang harus dimiliki oleh para Religius adalah menghadapi pengaruh budaya instan dengan berkomitmen dan panggilan. 

    Kedamaian tidak akan diperoleh hanya dengan usaha manusia. Kedamaian bukanlah suatu yang diberikan oleh dunia kepada manusia. Kedamaian adalah rahmat dari Tuhan dan untuk memperolehnyaa kita perlu menyiapkan diri. Kita akan melewati sebuah momen kehidupan yang diisi dengan pertanyaan dan ketidakpastian namun Yesus memanggil kita untuk memberi kesadaran bahwa dalam diri kita ada sebuah hasrat untuk membuat ini bagus dan indah. Kita dipanggil dalam nama Yesus, untuk mewujudkan komunitas dalam kongregasi ini dengan meyakini bahwa ia akan tetap tinggal ditengah kita sesuai dengan janjinya. Hidup indah jika kamu mau membuat nya indah. Tapi hidup ini juga bisa rumit bila memandangnya dengan rumit. 

Tuhan tidak pernah mengecewakan kita jika manusia mengandalkanNya. Berpihak pada orang lemah yang diperlakukan tidak adil, berarti menolak untuk diam ketika mereka dihina. Hal ini meminta keberanian tidak berarti tanpa resiko. Komunitas yang mengubahkan akan muncul saat kita membangun pemahaman yang sama tentang apa itu rohani, seia sekata dalam tiap percakapan kita, saling mendorong dalam menempuh proses hidup. Saat kita diubahkan menjadi pengikut Kristus yang lebih mengasihi dan berserah, kita menjadi wakil Kristus di dunia. Keheningan memberi kesempatan bagi Allah, mengijinkan Allah menyikapkan apapun yang ada dalam batin tanpa kata. Meskipun saya hidup dalam kegelapan, aku telah mengakui melihat tanda dan keyakinan yang kuat bahwa tidak ada kesulitan dan ketakutan besar yang menghancurkan harapan akan Allah dalam hati manusia. Didalam pergaulan manis dengan orang miskin kita juga sekarang dekat dengan Allah sang belaskasih membawa kita dalam gerakan belaskasih yang jauh melampaui kemampuan kita sendiri. Sungguh tidak mudah menerima kritik dengan lapang dada. Kritik terutama yang tajam, acapkali kita hayati sebagai serangan pribadi kita. Kita mungkin serta merta mempertahankan diri dan membantah tuduhan kritik tersebut. Setiap orang beriman akan mampu melakukan sesuatu dengan sempurna dan memperoleh hasil yang luar biasa kalau ia memahami dan kemudian melakukan pekerjaannya dengan tekun dan tidak setengah-setengah. Hidup bagaikan seorang yang menari terutama yang menyenangkan dirinya namun orang yang melihatnya menikmati tarian itu. Ia juga harus mampu membuat orang lain gembira dan bahagia dengan apa yang ditampilkannya. Kita hidup kadang bukan untuk mencari sesuatu jawaban atas pertanyaan yang melekat dihati. Kita harus membiarkan hidup itu mengalir dan kita mengikutinya dengan keyakinan teguh. Dalam perjalanan itu kita tetap meyakini bahwa Allah tetap membimbing setiap langkah kehidupan. Orang yang hidup dengan rendah hati tidak akan dikuasai oleh sikap cemburu, tetapi akan menilai orang lain secara jujur dan objektif. Rendah hati berarti menampilkan diri apa adanya tanpa ada keinginan untuk tampil gengsi apalagi memakai topeng kehidupan. Walaupun kita punya hati, tetapi belum tentu kita secara otomatis menjadi manusia yang baik. Kita harus tetap setia membuka hati itu dengan kuncinya. Yang menjadi kuncinya adalah kelemah lembutan, rendah hati, pemaaf, kesetiaan, pengertian, dan peduli. (Refleksi Sr. Menisahati Laia, SCMM)


Share this post :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015-2020. SCMM Provinsi Indonesia - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger - Posting