|
Foto: Para Suster yunior dari kiri ke kanan: Sr. Bernada Sanida Gulo, Sr. Angela Tawa Diwa,Sr. Defilia Bu'ulolo, Sr. Amelia Sinurat, Sr. Retumi Sitohang,Sr. Moina Manalu, Sr. Erlis Purnamasari Laia |
Sahabat-sahabat SCMM
yang terkasih hari ini kami mau berbagi sedikit ilmu yang kami peroleh selama kursus
“Discerment” di Bina Samadi,
Pematang siantar yang dibuat oleh: Rm. Dr. Ignatius L. Madya, S.J., M.M. Lalu dilengkapi atau didesain ulang oleh Sr. M. Retumi Sitohang, SCMM. Sahabat-sahabat SCMM yang terkasih setiap hari kita mengadakan pemilihan dan
pengambilan keputusan dalam hidup, mulai dari hal-hal yang sederhana sampai
dengan yang sangat penting. Untuk pengambilan keputuasan yang sederhana, bila
salah memutuskan, maka kerugiannya kecil dan tidak begitu merugikan dalam
hidup. Namun kalau salah pengambilan
keputusan yang besar, yang penting dalam hidup kita, sangatlah merugikan dan
bahakan membuat kita tidak bahagia.
Maka dalam pemilihan dan pengambilan
keputusan diperlukan waktu yang lama untuk mempertimbangkannya. Karena semakin
banyak factor yang mempengaruhi persoalan yang kita putuskan, kita diajak untuk
semakin teliti memperhatikan faktor-faktor tersebut.
Manusia dicirikan oleh pikiran,
kehendak, dan perasaan. Manusia juga mempunyai akal budi yang dapat
mempertimbangkan apa yang akan diputuskan dan apa yang akan dilakukan dalam
hidupnya. Keputusan yang paling ideal
adalah bila kita dengan kebebasan penuh, maka kita juga bertanggung jawab penuh
atas keputusan yang dipilih.
DISCERMENT
Nah…. Sahabat - sahabat
SCMM yang terkasih, pelajaran DISCERMENT ini
sungguh menarik.
Kata Discerment dari kata latin (Discernere)
yang artinya kita melihat, memisahkan atau meneliti secara saksama apa yang
membedakan hal yang satu dengan yang lain.
Menurut WOLFF, ada empat sarana utama
dalam Discerment yaitu; pikiran,
hati, nilai dan waktu. Manusia mempunyai pikiran atau otak untuk mengumpulkan
semua informasi, data, keterangan, yang berkaitan dengan persoalan yang ingin
kita putuskan.
To give and to be given up, Yesus rela memberikan diri-Nya dan juga
untuk diberikan kepada orang lain. Manusia bukan hanya memiliki otak tetapi
juga hati, pikiran, kehendak, dan afeksi. Maka dalam mengambil keputusan
pentingnya kita menggunakan hati atau unsur afeksi.
WOLFF membedakan 3
lapis emosi atau perasaan hati dalam diri setiap orang.
- Perasaan
lapis luar: mudah tergerak, mudah berubah, persaan emosional; afeksi, impresi,
sentiment, marah, sedih, menangis, dan gembira. Ini diungkapkan secara spontan
dan superficial.
- Perasaan
lapisan terdalam: inti jiwa kebahagiaan terdalam, kebenaran terdalam, dan dalam
hati tidak ada keraguan. Inilah sentuhan dari Tuhan sendiri pada jiwa kita.
- Perasaan
lapisan tengah: merupakan kesadaran batin yang sulit di dengarkan dalam
keramaian, tetapi harus didengarkan dalam keheningan doa. Maka kita perlu
sering berdoa, diam, berefleksi atas keputusan, dan apa yang kita buat,
sehingga dapat mengerti perasaan perasaan dalam diri kita, apakah kita bahagia
atau tidak.
Nilai atau value yang menjadi pegangan dalam
hidup, ini menjadi tonggak, dasar, atau basis dalam pemilihan hidup kita. Agar
keputusan kita tidak tergesa-gesa dan matang dalam analisisnya, maka kita perlu
menyediakan waktu yang cukup. Waktu perlu untuk mempertimbangkan secara
objektif persoalan yang ada dan juga untuk membawa keputusan yang telah
dipikirkan dalam ketenangan batin dalam doa.
Sikap dalam Discerment, sebelum melakukan pemilihan atau mengambil keputusan,
maka bahan harus dirumuskan dengan jelas, dan tegas, sehingga pengambilan
keputusan dapat berjalan lancar, dan tidak terjadi salah pengertian. Dalam
mengambil keputusan harus ada sikap seimbang, lepas bebas dan indifferen,
artinya tidak ada kecenderungan batin yang memihak salah satu hal yang
dijadikan pemilihan, serta tidak terikat kearah yang lain, dan tidak berat sebelah.
Ada beberapa hal yang menjadikan kita
tidak seimbang dalam suatu pilihan yaitu; emosi - emosi yang tidak teratur
dalam diri. Bila sedang sangat senang atau sangat marah, atau sangat
sedih,biasanya kita tidak seimbang dalam mengambil keputusan.
Desakan atau tekanan psikologi dari
luar diri misalnya; orangtua, masyarakat, dll, serta suasana batin yang keruh dan
penuh kedosaan membuat kita tidak bebas melakukan pemilihan. Orang yang sedang
bingung, gelisah, bisa terjadi suatu alasan yang sebenarnya tidak baik malah
dianggap baik, atau sebaliknya. Rasa takut juga sering membuat orang tidak
seimbang dalam melakukan pemilihan.sehingga sering terjadi perasaan tidak
tenang, terburu-buru, maka analisis kita tidak tepat.
Semangat lepas bebas adalah sikap dalam diri kita untuk tidak terikat
kepada suatu hal yang tidak menunjang tujuan hidup kita. Salah satu kemampuan yang
sangat membantu dalam Discerment adalah kemampuan membedakan roh atau discretio spirituum.. Melalui
kepekaan hati orang dapat membedakan apakah suatu tindakan, pemikiran,
kehendaknya itu dari roh baik atau dari roh jahat. Dengan kepekaan membedakan
itu, kita tidak akan ditipu untuk menganggap yang jelek sebagai yang baik, dan
yang baik sebagai yang jahat. Dalam pemilihan kita perlu membangun kesadaran
diri sendiri, identitas diri, siapa aku ini yang melakukan pilihan atau
keputusan.
Sensibilitas juga sangat penting
yang berkaitan dengan hati dan afeksi. Semakin kita peka terhadap persoalan
yang di hadapi, semakin kita dapat mencari pemecahan yang lebih dalam. Semakin
kita peka mendeteksi gerak batin kita sendiri kita juga tahu bagaimana Tuhan
menyapa kita dalam pilihan yang kita lakukan.
Dalam konteks pemilihan, kita perlu terus mohon rahmat Tuhan agar kita
mengerti kehendak-Nya. Kita perlu menyediakan waktu untuk hening didepan-Nya,
membuka hati dan mohon terang serta petunjuk-Nya.
Proses Discerment pribadi; dengan proses
pilihan atau penentuan keputusan dilakukan dengan waktu yang
tenang, dan sebentar melepaskan dari kesibukan.
Sesudah melakukan pilihan secara baik kita diajak untuk setia dan bertanggung
jawab melaksanakan pilihan kita itu.
Dalam setiap keputusan yang perlu
dikembangkan adalah segi objektif dan segi subjektif. Segi objektif menyangkut semua
informasi, keterangan, fakta, alasan pro dan kontra, situasi, pengertian, yang berkaitan
dengan persoalan yang dipilih atau dijadikan keputusan. Ini dilandasi dengan
penggunaan akal sehat, pikiran, dan otak.
Segi subjektif atau afeksi didominasi dengan kepekaan hati, perasaan, gerak
batin yang muncul sewaktu kita menyerahkan pemikiran kita kepada Tuhan sendiri.
p
* keterampilan mengambil keputusan tidak terjadi sesaat, tetapi perlu
terus dilatih.
e
* keputusan yang terbesar nantinya adalah keputusan kita pada akhir
hidup kita, apakah
kita akan memilih Tuhan
atau menilak-Nya.
s
* terus berlatih untuk memilih
Tuhan dalam perjalanan dan tugas kita sehari-hari.
a
* selagi kita sehat dan sadar ,
kebiasaan memilih Tuhan harus dihidupkan terus-menerus.
n
* semoga diakhir hidup kita, tetap
memilih YA terhadap panggilan Tuhan. AMIN.
SALAM DAN DOA KAMI PARA SUSTER
JUNIOR YANG KURSUS:
Sr.M,Retumi Sitohang, SCMM
Sr.M.Bernada Sanida GuLȍ, SCMM
Sr.M.Erlis Purnama Sari Laia, SCMM
Sr.M.Defilia Bu’ulȍlȍ, SCMM
Sr.M.Angela Tawa Diwa, SCMM
Sr.M.Moina Manalu SCMM
Sr.M.Amelia Sinurat, SCMM
Posting Komentar